Selasa, 13 September 2011

FF JWH (Ina a.k.a Tonks): Kejutan buat kak Icha part1

  Pagi-pagi benar icha sudah sibuk berkemas. Hari ini para hawinizer akan berlibur bersama. Icha yang menjadi leader dihawizard. Sibuk mempersiapkan segala sesuatunya, belum lagi telpon yang dari tadi tak henti-hentinya berbunyi. Saking sibuknya icha berkemas sampai tak sadar bahwa jam sudah menunjukan pukul 06.30.                “Astaga, uda jam 06.30 lagi? Aku harus cepet-cepet pergi kebandara. Kalo ngga, aku bisa ketinggalan pesawat !” seru icha sambil berlari pergi menuju mobil dan sesegera mungkin menuju ke bandara. Sesampainya di bandar ternyata benar saja dugaan icha. Dia ketinggalan pesawat.
                “Sialan !” seru icha marah.
                Kini icha tertunduk lemas ditempat tunggu dibandara. Bayangan liburan yang menyenangkan bersama hawinizer hilang seketika itu juga. Dia tak tau apa yang harus dia lakuin. Pikirannya buntu. Gak ada ide lagi yang tersisa dipikirannya. Eka orang yang selalu bisa diandalkannya, kali ini nihil. Eka sibuk dengan dunianya sendiri. Tiba-tiba saja hp icha berbunyi. Dilihatnya nama by d’layar hpnya. Dengan le mas. Icha mengangkat telpon dari by.
                “Hallo cha, kamu uda dppesawatkan? Atau uda nyampe jakarta? Kamu gak lupa bawa yang aku pesenkan?” tanya by panjang lebar.
                “............” diam, icha hanya diam.
                “hallo,, cha.. kamu masih adakan?”
                “iya by, aku ketinggalan pesawat. Aku gak bisa pergi.” Jawab icha sedikit menangsi.
                “Apa? Kamu.... terus gimana donk? Anak-anak uda nunggu kamu disini. Malah dinda, lisa, devi, meutia, hannah, astri, afifah, rina uda ada disini.” Kata by.
                “Ozan, dika, adit, elsa, sama fian?” tanya icha.
                “Oh mereka, kemungkinan mereka nanti siang baru nyampe jakartanya. Emang gak ada lagi penerbangan yang kejakarta?” tanya by lagi.
                “Ada, tapi itu baru besok. Lagian.... uang aku uda gak cukup by buat beli tiket pesawat.” Jawab icha nangis.
                “yasudahlah. Mungkin lain kali. Anak-anak juga kayanya mau pulang dan liburan masing-masing. See you cha. Moga next time kita bisa kumpul” seru by lemas.
                Icha makin lemas saja, apalagi dia dengar fian akan sampai nanti siang diJakarta.
                “Fian.. aku merindukanmu. Tuhan kenapa kau tak ijinkan aku pergi?” batin icha dalam hati. Dengan lemas icha memutuskan untuk pulang. Tangis icha makin menjadi saat dia melihat status nai.
                GAGAL ! LIBURAN KALI INI GAGAL. TT
                “Maaf.. maafin aku. Gara-gara aku, liburan kali ini jadi gagal.”Seru icha dalam hati. Sejak pagi itu, icha tak bisa berhenti menangsi. Dia terus saja menyalahkan dirinya sendiri. Sampai-sampai, kamarnya sudah penuh dengan tisu. “Hawinizer... Aku kangen kalian” seru icha sambil memegangi foto hawinizer.
                “Apa mau dikata cha, nasi uda jadi bubur. Sekarang kamu udah ya nangisnya” kata fian. Setelah tau icha gak bisa dateng. Fian langsung menelpon icha.
                “Iya, tapi.. ini salah aku. Coba aku gak ceroboh. Mungkin aku gak akan ketinggalan pesawat.” Adu icha pada fian.
                “Ssstt.. uda. Jangan salahin diri kamu sendiri. Sekarang tenaning diri kamu. Mungkin Tuhan belum kasih ijin sekarang. Uda ya jangan nangsi lagi.” Seru fian menenangkan icha.
                Setelah mendengar suara fian, icha sedikit lebih tenang. Walaupun begitu, icha tetap saja tak bisa menutupi rasa kecewa dan sedihnya.
                ***
                “Kak gimana nih?” seru nai gelisah
                “Iya kak. Masa sih liburan kali ini beneran gagal?” seru seru meutia gamau kalah.
                “Em...gimana kalo kita yang kebali aja?” usul elsa.
                “Bali? Kita kan uda pernah liburan kebali” kata ozan
                “terus kenapa kalo emang uda pernah kebali? Gak ada salahnya kan kalo sekarang kita liburan kebali lagi?” kata ina.
                “Betul tuh kata ina. Gimana kalo kita kesana, terus kita kasih sedikit kejutan buat icha?” usul by.
                “SETUJU !” Jawab hawinizer kompak.
                “Eh.. Eh.. kak icha sms aku” seru devi
                “ke aku juga ada.” Tambah meutia
                “eh aku juga” tambah rina, nessa, dan hawinizer lainnya.
                “Uda biarin aja. Smsnya gak usah kita bales” jawab dika santai
                Yah begitulah hawinizer. Selalu saja ada ulah jail dari mereka. Dan yang bikin aneh. Ide jailnya tuh gak pernah abis-abis.
                Malam pun menyambut. Malam ini hawinizer memutuskan untuk menginap dirumah nai, sebelum besok pergi kebali kasih icha sedikit kejutan. Malam makin larut. Tapi mereka masih belum juga tidur. ada yang nonton tv, nonton dvd, curhat, isengin yg lainnya sampe yang lagi tidur aja dibuat bangun sama mereka. Dipojok rumah, ada by sama ina yang asik ngbrol. Walaupun mulut ina uda doer, by ttep aja minta les bahasa sunda. Dilain pihak, ada iel yang coba rayu dinda. Yaampu, mereka berdua gak bisa dipisahin dimanapun mereka berada. Dipojokan yang lain, adit nampak lagi nelpon seseorang dengan nada yang sedikit berbisik.
                ***
                “anak-anak kemana ya? Kok dari kemaren gak ada kabar? Sms aku juga gak dibales!” seru icha gelisah. Icha mencoba menelpon by, tapi nihil. By ngga ngangkat telpon dari icha. Lisaa, nai, devi pun juga sama. Gak ada satupun dari mereka yang angkat telpon icha. Icha tambah gelisah saja. Tak henti-hentinya icha menyalahkan dirinya sendiri.
                “Mungkinkah mereka masih marah sama aku?” tanya icha gelisah.
                Pagi itu dirumah nai tampak sangat gaduh. Ada yang berebut makanan, berebut masuk kamar mandi, bahkan yang masih tidur juga ada.
                “Deeeeeeppppaaaaaaallllleeeeeeeeeeek !” teriak by
                “gebruk...”  fery alias depalek sampe terjatuh gara-gara denger suara by yang nyaring banget. Sampe-sampe kaca rumah tetangga retak gara-gara denger suara by yang nyaring.
                “aduh mba ini... budeg nih telinga saya” kata fery
                “uda cepet bangun. Terus mandi !” perintah by.
                “Iya.iya..” kata fery lagi
                Fery pun pergi kekamar mandi. Tapi melihat kamar mandi depan yang penuh. Fery pergi ke kamar mandi belakang. Yang jarak na lumayan jauh. Karena kamar mandi tersebut berpisah dari rumah nai. Sebelum pergi ke kamar mandi, fery pergi kemeja makan dan mengambil sepotong roti.
                “Ih kak elek jorok.” Seru meutia melihat fery
                “tau nih, gosok gigi aja belum uda makan.” Seru ozan
                “depalek ! disuruh mandi malah nyangkut disini. Cepet pergi ke kamar mandi!”
                “iya mba iya bentar.. Lapar nih.” Seru fery ngeles.
                Yah begitulah kesibukan hawinizer di pagi hari. Para cewe segera berkemas dikamar. Tas mereka semua penuh dengan baju dan barang-barang lainnya. Ribet memang. Tapi itulah cewek. Bedah halnya dengan para cowok. Mereka lebih senang mengisi tasnya dengan barang-barang yang gak penting.
                “Kak by cepetan donk. Entar kita ketinggalan pesawat lagi.” Teriak adit
                “iya.iya... Kita uda siap kok.” Jawab by dari kamar.
                “nessa, kamu ajak anak-anak yang lain kedepan. Aku sama nai mau ngunci pintu dulu.” Perintah by pada nessa.
                “Oke kak.. ayo semua kita kedepan” ajak nessa.
                “ayo nai. Kamu kunci pintu belakang.” Kata by
                “oke kak”.
Setelah selesai. Mereka langsung pergi menuju bandara. Beruntung, pesawat  mereka belum pergi. Dengan sedikit lari mereka menuju pesawat. Setelah kurang lebih 1jam perjalanan akhirnya mereka sampai juga di bandara ngurah rai bali.
“Hemmm... kembali ke kampung halaman” seru devi
                “Yang punya kampung halaman...” goda elsa.. devi hanya senyum tersipu malu. Sontak hal itu membuat semua hawinizer tertawa. Tiba-tiba semua terdiam karna........
                “perasaan ada yang kurang deh..” seru meutia
                “Masa sih?” kata ina
                “ayo semuanya berhitung!” teriak nai
                “ASTAGA !” Teriak devi
                “Kenapa dev?” tanya dinda
                “Kak elek gak ada!”
                Semuanya langsung kelimpungan mendengar bahwa ternyata fery gak ada sama mereka. Semuanya berpencar dan mencari dimana fery. Tapi nihil. Fery gak ada.

                Dimanakah fery berada? akankah fery menyusul hawinizer lainnya ke bali? Tunggu cerita selanjutnya........ :P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar